Posts Tagged ‘editorial’

Musik Dalam Kotak

Posted: June 27, 2011 in Editorial Notes
Tags: , , ,

Alur perkembangan dunia musik tanpa sengaja telah mengotak-kotakkan musik atas genre-genre tertentu. Sering pula kalanya para penikmat musik (juga seniman musik) menjadi terlalu betah dalam lingkup dan batas genre tertentu, bahkan seolah benar-benar terlepas dari konteks musik yang lebih utuh dan menyeluruh. Saat ini, di tengah perkembangan musik dalam varian genre yang makin berkembang, benteng antargenre nampaknya semakin tegas.

Musik yang menjadi familiar di telinga publik (musik industri, musik populer) sedianya hanyalah sebagian kecil dari kekayaan musikalitas yang ada. Pada kenyataannya, dunia musik sangatlah luas, dan apresiasi musik secara utuh ternyata sangat menarik. Kita bisa merunut tiap jenis musik berdasarkan varian konteks—dan selalu ada serpih-serpih menarik pada tiap-tiapnya. Mulai dari musikalitasnya itu sendiri, sisi histori, hingga peran musik dalam kebudayaan manusia secara utuh. Sejauh ini, panggung pertunjukkan musik Indonesia masih jarang menampilkan festival atau konser musik yang mengusung tema apresiasi utuh atas musik. Pertunjukan lebih sering berlabel genre-genre tertentu: panggung rock yang hingar bingar, panggung jazz atau musik klasik yang cenderung terbatasi ekslusivitas; panggung musik etnik yang konsumennya adalah peminat khusus; atau panggung musik pop yang selalu ramai dalam histeria penggemar fanatik para popstar. Jikapun ada pertunjukan yang menampilkan beragam genre, cenderung belum cukup terkemas sebagai media apresiasi musik yang utuh. Ajang seperti ini seringkali malah lebih kental dengan sisi seremoni (perayaan gaya hidup) atau pertunjukan megah di bawah bayang-bayang kepentingan komersil semata.

Di tengah sisi gaya hidup dan industri yang belakangan ini lebih banyak mendominasi dunia musik, masyarakat kita juga perlu (untuk lebih sering) disuguhi konser apresiasi musik yang mengusung sisi musikalitas dengan lebih utuh dan bersifat edukatif. Salah satu upaya ke arah ini bisa direalisasikan dengan penyelenggaraan ‘pertunjukan musik bertanggung jawab’, yaitu pertunjukan musik yang benar-benar terkemas, dan bukan melulu mengedepankan komersialitas sebagai motivasi utama. Dalam pertunjukan yang seperti ini, konsumen bukan sekadar menonton dan menikmati sensasi pertunjukan, melainkan yang lebih utama adalah mengapresiasi secara lebih utuh apa yang dipertunjukkan. Sebuah pertunjukan lintas genre yang dikemas secara konseptual dengan mengandung muatan informasi (yang kredibel) atas apa yang akan dan sedang dipertunjukan adalah satu penyajian yang pantas untuk ditampilkan.

Jika tanpa mengedepankan sisi apresiasi, sebuah ajang musik bisa saja malah menjebak publiknya menjadi penikmat musik yang hanya tergiring oleh arus industri dan gaya hidup—tuna musikalitas. Sisi musikalitas, nilai artsistik secara umum, serta penyebaran dan penyerapan pengetahuan musik, sejatinya memang menjadi poin-poin penting dalam suatu pertunjukan musik. Pertunjukan seperti ini kelak akan mampu membentuk publik musik yang punya bobot, dan mampu menyambut berbagai ragam karya artistik yang berkualitas. Dalam masyarakat yang berbudaya, seniman dan publik penikmatnya memang sepatutnya sama-sama punya bobot yang baik dalam hal seni. Kenyataannya, bahkan untuk sekadar menikmati karya-karya berkualitas pun memang membutuhkan pembelajaran serta naluri seni yang terasah.*** (Oleh: Lukas A. Felixtus)